Tanpa musik hidup hanyalah kekacauan, kata Nietzche. Sang filsuf juga
bilang, musik itu pencerahan. Musik adalah penghiburan, kata Camus. Tak
pernah ada orang bilang, musik itu jelek. Para ahli komunikasi
kontemporer bahkan percaya, musik adalah medium komunikasi tak
tersulihkan saat ini. Tapi, bagaimanakah asal-usul musik itu sendiri?
Musik (berasal dari bahasa Yunani ‘musiké téchne’ atau bahasa Latin ‘musica’ = art of the Muses) merupakan pengekspresian, pengungkapan, perwujudan, manifestasi artisik dalam kehidupan manusia. Menurut mitologi Antique Yunani, musik merupakan hadiah dewa Apollon dan Muse. Dalam bahasa Yunani mousikê berarti muse, yang artinya seni atau ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh para Muses – sembilan dewi yang merupakan anak-anak dari dewa Zeus; setiap Muse mewakili satu bidang seni atau ilmu pengetahuan, seperti: musik (lagu, thimne, koor), tari, teater (puisi,
sejarah, filosofi, matematika (aritmatika, geometri, astronomi) dst.
Pada umumnya para dewi digambarkan sebagai wanita yang cantik yang
menguasai musik instrumen tertentu.
Sembilan dewi Muse adalah:
- Kleio – muse of poetry, history and writing
- Euterpe – muse of lyric poetry and music
- Thaleia – muse of comedy
- Melpomene – muse of tragedy
- Tepsichore – muse of dance
- Erato – muse of love poetry
- Polyhymnia – muse of oratory, sacred hymns and poetry
- Urania – muse of astronomy and science
- Caliope – muse of eloquence and epic poetry