Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengenal kata sejarah. Kata
sejarah sering dipahami oleh masyarakat secara umum sebagai sesuatu hal
yang berkaitan dengan masa lampau. Apabila orang ingin mengetahui
bagaimana kehidupan masa lalunya, maka orang akan membicarakan sejarah
kehidupannya, misalnya, dalam ruang lingkup yang lebih kecil, terdapat
sekelompok masyarakat dalam perayaan-perayaan tertentu selalu mengungkap
sejarah keluarganya. Di Jawa Barat misalnya, ada tradisi “silaturahmi”
hari Raya Idul Fitri dengan cara seluruh keluarga itu berkumpul dan
dalam perkumpulan itu diungkapkan bagaimana asal usul keluarga tersebut
terbentuk. Tradisi ini sering disebut dengan “khaul” keluarga. Ada pula
sejarah itu diungkapkan pada setiap hari ulang tahun, misalkan ulang
tahun lembaga pendidikan pesantren. Dalam perayaan lembaga pendidikan
ini akan diungkapkan bagaimana sejarah berdirinya pesantren itu, siapa
pendirinya, bagaimana proses berdirinya pesantren tersebut, bagaimana
perjuangan yang dilakukan oleh para pendiri dalam membangun pesantren,
dan cerita-cerita lainnya. Berdasarkan contoh-contoh tersebut, apakah
sejarah itu hanya bicara masa lalu?
Kata SEJARAH berasal dari bahasa Arab, yaitu Syajaratun, yang berarti pohon kayu. Pohon dalam pengertian ini merupakan suatu simbol, yaitu simbol kehidupan. Di dalam pohon terdapat bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar, dan buah. Bagian-bagian dari pohon itu memiliki hubungan yang saling terkait dan membentuk pohon tersebut menjadi hidup. Ada dinamika yang bersifat aktif, tidak pasif. Dinamika ini terus-menerus terjadi beriringan dengan waktu dan ruang di mana kehidupan itu ada. Dengan adanya lambang pohon itu, dapat menunjukkan adanya suatu pertumbuhan dan perkembangan. Kalau kita kaitkan pengertian syajaratun dengan kehidupan manusia, dapatlah mengandung arti bahwa manusia itu hidup akan terus bergerak tumbuh seiring perjalanan waktu dan tempat atau ruang di mana dia berada. Kehidupan bukanlah sesuatu yang diam atau statis, tetapi sesuatu yang terus-menerus tumbuh dan berkembang. Sebagai contoh, manusia dalam kehidupannya mengalami fase-fase tertentu, yaitu fase di dalam kandungan, lahir, bayi dan anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Fase-fase kehidupan tersebut menunjukkan adanya kesinambungan dalam kehidupan manusia. Kesinambungan itu terjadi karena manusia dalam kehidupannya diikat oleh waktu dan ruang. Ada masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang, ketiga-tiganya menunjukkan adanya kesinambungan. Masa lalu akan menentukan masa sekarang, dan masa sekarang akan menentukan masa depan.Waktu dalam pengertian ini dapat diartikan jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan bentuk waktu yang lainnya. Ruang adalah tempat di mana manusia itu tinggal, misalkan di desa, kota, kampung, dusun, dan lain-lain. Dengan uraian contoh tersebut, dapatlah dinyatakan bahwa ciri penting dari sejarah adalah adanya konsep waktu dan ruang. Jadi, sejarah pada dasarnya bukan hanya bicara masa lalu, sejarah pada dasarnya berbicara kehidupan manusia dalam konteks waktu dan ruang.
Kata SEJARAH berasal dari bahasa Arab, yaitu Syajaratun, yang berarti pohon kayu. Pohon dalam pengertian ini merupakan suatu simbol, yaitu simbol kehidupan. Di dalam pohon terdapat bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar, dan buah. Bagian-bagian dari pohon itu memiliki hubungan yang saling terkait dan membentuk pohon tersebut menjadi hidup. Ada dinamika yang bersifat aktif, tidak pasif. Dinamika ini terus-menerus terjadi beriringan dengan waktu dan ruang di mana kehidupan itu ada. Dengan adanya lambang pohon itu, dapat menunjukkan adanya suatu pertumbuhan dan perkembangan. Kalau kita kaitkan pengertian syajaratun dengan kehidupan manusia, dapatlah mengandung arti bahwa manusia itu hidup akan terus bergerak tumbuh seiring perjalanan waktu dan tempat atau ruang di mana dia berada. Kehidupan bukanlah sesuatu yang diam atau statis, tetapi sesuatu yang terus-menerus tumbuh dan berkembang. Sebagai contoh, manusia dalam kehidupannya mengalami fase-fase tertentu, yaitu fase di dalam kandungan, lahir, bayi dan anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Fase-fase kehidupan tersebut menunjukkan adanya kesinambungan dalam kehidupan manusia. Kesinambungan itu terjadi karena manusia dalam kehidupannya diikat oleh waktu dan ruang. Ada masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang, ketiga-tiganya menunjukkan adanya kesinambungan. Masa lalu akan menentukan masa sekarang, dan masa sekarang akan menentukan masa depan.Waktu dalam pengertian ini dapat diartikan jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan bentuk waktu yang lainnya. Ruang adalah tempat di mana manusia itu tinggal, misalkan di desa, kota, kampung, dusun, dan lain-lain. Dengan uraian contoh tersebut, dapatlah dinyatakan bahwa ciri penting dari sejarah adalah adanya konsep waktu dan ruang. Jadi, sejarah pada dasarnya bukan hanya bicara masa lalu, sejarah pada dasarnya berbicara kehidupan manusia dalam konteks waktu dan ruang.
Selain istilah syajaratun yang berasal dari bahasa Arab, terdapat
katakata Arab lainnya yang memiliki arti hampir sama dengan kata
syajaratun, seperti silsilah, riwayat atau hikayat, kisah, dan tarikh.
Silsilah menunjuk pada keluarga dan nenek moyang. Pada kerajaan-kerajaan
masa lampau, sering dibuat silsilah keluarga raja, yaitu mulai dari
siapa pendiri kerajaan itu sampai pada raja yang sedang berkuasa.
Sebagaimana telah dicontohkan di atas, dalam masyarakat ada tradisi pada
saat merayakan idul fitri diadakan acara pertemuan keluarga besar dalam
rangka silaturahmi. Dalam acara ini biasanya disampaikan silsilah
keluarga itu, mulai dari siapa leluhurnya sampai dengan keluarga yang
masih hidup. Riwayat atau hikayat dikaitkan dengan cerita yang diambil
dari kehidupan, baik perorangan maupun keluarga. Riwayat dapat berarti
laporan atau cerita tentang kejadian. Hikayat yaitu cerita tentang
kehidupan yang menjadikan manusia sebagai objeknya atau disebut dengan
biografi. Kata biografi berasal dari kata bios yang artinya hidup dan
gravein yang artinya menulis. Jika objek cerita kehidupan manusia itu
seseorang, diri sendiri, disebut autobiografi. Pada saat ini banyak
sekali para tokoh yang membuat biografi atau autobiografi dirinya.
Para tokoh ini berasal dari berbagai kalangan, baik dari kalangan politisi, pejabat, pengusaha, maupun kalangan lainnya. Mereka menulis biografi atau autobiografi dengan harapan masyarakat dapat mengetahui sepak terjang perjuangan hidupnya. Biografi atau autobiografi ditulis biasanya dalam rangka memperingati ulang tahunnya dalam usia-usia tertentu, misalnya dalam rangka ulang tahun ke-70 dan ke-60. Kata Arab lainnya yang sama dengan syajaratun yaitu tarikh dan kisah. Tarikh dalam bahasa Arab secara umum menunjuk ke masa lampau, juga lebih mengandung arti cerita tentang kejadian yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau. Tarikh menunjukkan tradisi dalam sejarah Islam seperti tarikh nabi, tarikh Islam, dan sebagainya.
Selain kata-kata Arab, terdapat pula dalam bahasa-bahasa di Nusantara kata-kata yang artinya mirip dengan sejarah. Kata-kata tersebut seperti babad dalam bahasa Jawa, tambo dari bahasa Minangkabau, pustaka dan cerita. Kata babad menurut Pigeud berarti cerita sejarah. Selain itu, kata tersebut dapat pula diartikan dalam bahasa Jawa yang berarti “memangkas”. Hasil dari pem-babad-an ini ialah suasana terang. Kalau babad dikaitkan dengan kata sejarah, berarti sejarah itu bertugas memberikan penerangan tentang suatu keadaan.
Istilah lainnya yang berasal dari kata asing yang sama dengan kata sejarah yaitu history dari bahasa Inggris, geschichte berasal dari bahasa Jerman, dan gechiedenis berasal dari bahasa Belanda. History berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu historia (dibaca istoria), yang berarti “belajar dengan cara bertanya-tanya”. Menurut filosof Yunani Aristoteles, historia berarti pertelaan sistematis mengenai seperangkat alam, tanpa mempersoalkan susunan kronologis. Dalam perkembangannya, istilah history sama dengan istilah scientia yang artinya pertelaan sistematis nonkronologis tentang gejala alam. Adapun historia lebih diartikan sebagai pertelaan mengenai gejala-gejala (terutama hal ihwal manusia) dalam urutan kronologis. Dengan demikian, istilah history pada mulanya bukanlah berarti sejarah dalam pengertian sekarang, tetapi lebih dekat sebagai ilmu pengetahuan atau sains.
Dalam perkembangan kemudian, kata historia berarti sesuatu yang telah terjadi. Istilah ini sama dengan kata geschichte, berasal dari kata geschehen, yang berarti terjadi; dan gechiedenis, berasal dari kata geschieden, yang berarti terjadi. Kata historia yang berasal dari bahasa latin tersebut masuk ke dalam bahasa-bahasa Eropa lainnya. Misalnya historie atau l’hisrorie dalam bahasa Prancis, history dalam bahasa Inggris, dan istorya dalam bahasa Rusia.
Para tokoh ini berasal dari berbagai kalangan, baik dari kalangan politisi, pejabat, pengusaha, maupun kalangan lainnya. Mereka menulis biografi atau autobiografi dengan harapan masyarakat dapat mengetahui sepak terjang perjuangan hidupnya. Biografi atau autobiografi ditulis biasanya dalam rangka memperingati ulang tahunnya dalam usia-usia tertentu, misalnya dalam rangka ulang tahun ke-70 dan ke-60. Kata Arab lainnya yang sama dengan syajaratun yaitu tarikh dan kisah. Tarikh dalam bahasa Arab secara umum menunjuk ke masa lampau, juga lebih mengandung arti cerita tentang kejadian yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau. Tarikh menunjukkan tradisi dalam sejarah Islam seperti tarikh nabi, tarikh Islam, dan sebagainya.
Selain kata-kata Arab, terdapat pula dalam bahasa-bahasa di Nusantara kata-kata yang artinya mirip dengan sejarah. Kata-kata tersebut seperti babad dalam bahasa Jawa, tambo dari bahasa Minangkabau, pustaka dan cerita. Kata babad menurut Pigeud berarti cerita sejarah. Selain itu, kata tersebut dapat pula diartikan dalam bahasa Jawa yang berarti “memangkas”. Hasil dari pem-babad-an ini ialah suasana terang. Kalau babad dikaitkan dengan kata sejarah, berarti sejarah itu bertugas memberikan penerangan tentang suatu keadaan.
Istilah lainnya yang berasal dari kata asing yang sama dengan kata sejarah yaitu history dari bahasa Inggris, geschichte berasal dari bahasa Jerman, dan gechiedenis berasal dari bahasa Belanda. History berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu historia (dibaca istoria), yang berarti “belajar dengan cara bertanya-tanya”. Menurut filosof Yunani Aristoteles, historia berarti pertelaan sistematis mengenai seperangkat alam, tanpa mempersoalkan susunan kronologis. Dalam perkembangannya, istilah history sama dengan istilah scientia yang artinya pertelaan sistematis nonkronologis tentang gejala alam. Adapun historia lebih diartikan sebagai pertelaan mengenai gejala-gejala (terutama hal ihwal manusia) dalam urutan kronologis. Dengan demikian, istilah history pada mulanya bukanlah berarti sejarah dalam pengertian sekarang, tetapi lebih dekat sebagai ilmu pengetahuan atau sains.
Dalam perkembangan kemudian, kata historia berarti sesuatu yang telah terjadi. Istilah ini sama dengan kata geschichte, berasal dari kata geschehen, yang berarti terjadi; dan gechiedenis, berasal dari kata geschieden, yang berarti terjadi. Kata historia yang berasal dari bahasa latin tersebut masuk ke dalam bahasa-bahasa Eropa lainnya. Misalnya historie atau l’hisrorie dalam bahasa Prancis, history dalam bahasa Inggris, dan istorya dalam bahasa Rusia.
0 komentar:
Posting Komentar