Nol (0) memang suatu bilangan yang agak membingungkan. Bilangan ’0′
sekalipun tampaknya biasa, namun penggunaan ’0′ dapat dianggal sebagai
salah satu ciptaan kecendekiawanan dari kebudayaan modern (teori Max
Black). Banyak pendapat ahli tentang bilangan ini, tetapi kadang kita
juga dibuat bingung dari manakah asalnya?
Menurut penyelidikan para ahli, ide bilangan kuno ini berasal dari India Kuno. Kapan munculnya dan siapa yang mengusulkan ide bilangan ini belum dapat diketahui. Bilangan ’0′ diketahui muncul sebelum abad ke-7, pada zaman itu bilangan ’0′ dikenal sebagai ‘Sunya’ yang berarti kosong, dan di dalam naskah yang ditemukan di Baksholi-India, nol (0) dinyatakan sebagai titik. Naskah ini pun belum dapat diketahui siapa penciptanya.
Dari India Kuno kemudian diterima oleh Arab yang menamakannya ‘Al-Sifr’ atau ‘Sifr’ yang artinya kosong. Inilah yang kemudian masuk Eropa lama menjadi ‘Zephirum’ atau ‘Cophirum’ serta bentuk ubahan lainnya. Dari arti tersebut terbentuklah kata ‘Nulla Figura’ yang juga berarti kosong. Melalu kata ‘Nulla Figura’ ini ditemukan kata ‘nol’ yang kita kenal sekarang ini.
Ilmuwan kita pada zaman dahulu membutuhkan suatu bilangan dari kekosongan tersebut, sehingga suatu kekosongan dapat disebutkan keberadaannya. Ada pemikiran lain yang mendasari terciptanya ‘nol’ tersebut, yaitu konsep garis bilangan. Garis bilangan adalah suatu urutan bilangan besar positif menuju ke negatif. Sehingga perlu diciptakan suatu bilangan yang moderat, yang berdiri di tengah dan tidak memihak siapapun. Maka terciptalah bilangan ’0′ tersebut.
Sekarang kita harus berhati-hati dalam menilai bilangan nol tersebut. Apakah ia mengungkapkan suatu ketiadaan atau suatu bilangan yang dapat dioperasikan. Tetapi mau tidak mau ’0′ sebagai konsep ketiadaan pun dapat dipakai sebagai operasi hitung. Nol sebagai suatu ketiadaan dan kekosongan tetapi ada, mampu memberikan andil yang bersar dalam emmajukan dunia aritmatika dewasa ini.
0 komentar:
Posting Komentar