Asal-Usul Kata Geek

Apa itu Geek? Pengertian Geek adalah orang yang amat tertarik kepada suatu hal. Saya (baca: ilmu komputer) mulai menunjukan ketertarikan yang luar biasa kepada komputer sejak menginjak bangku SMP.  OS mulai kenal adalah Disk Operating System (DOS). Menurut Wikipedia definisi dari Geek adalah:
A person who is interested in technology, especially computing and new media. Geeks are adept with computers, and use the term hacker in a positive way, though not all are hackers themselves.
Seorang Geek biasanya sulit beradaptasi dengan dunia luar. Karena tiap harinya hanya berkutat pada dunia komputer. Sedikit ada kesamaan dengan Hacker. Perbedaan yang paling mencolok dari Geek adalah tidak selamanya ia mengenal baik celah keamanan pada komputer. Jadi seorang Geek bukan berarti Hacker. Itulah definisi Geek yang tengah berkembang belakangan.
Menurut SAYA:
"orang yang menghabiskan waktunya untuk belajar tentang segala sesuatu yang  berkaitan dengan komputer, dia selalu bertanya Mengapa ini bisa terjadi? Apa sebabnya? Lalu mereka ingin mencoba mempraktekkan sendiri, dan setelah bisa dia tak segan membagikan ilmu tentang komputer tersebut kepada orang lain".

Pernah gak denger kata-kata Geek? Saya sedikit tertarik dengan istilah Geek. Sering saya denger kata-kata tersebut waktu nonton tv atau film remaja buatan luar,bahkan juga sering disebut di majalah. Baru sempet sedikit mencari tau apa itu Geek dan berikut ringkasan dari apa yang saya dapat. Menurut sumber yang dapat dipercaya, Geek adalah seseorang yang pintar dan bisa dikatakan cerdas, dan kurang bagus dalam bermasyarakat.

Seorang Geek merasa tidak akrab dengan planet yang  dihuninya, planet yang selalu di telusurinya melalui penuntunnya, komputer, yang membawanya ke tempat impian berupa Cyberspace (suatu tempat yang menurutnya lebih riil dibanding hidupnya, suatu daerah yang dapat ia taklukan, bukan kamar di rumahnya yang membosankan).





Berikut adalah karakteristik seorang Geek :
* Seseorang yang tertarik akan teknologi, terutama teknologi dan media baru. Kebanyakan geeks adalah ahli komputer, dan mereka menggunakan istilah hacker sebagai perhormatan terhadap dirinya, tetapi tidak semua dari mereka adalah hacker.


* Seseorang yang menghubungkan akademik (mata kuliah/pelajaran) dengan dunia nyata di luar akademik, sebagai contoh, menggunakan perhitungan kalkulus untuk menentukan bagaimana mereka dapat dengan tepat mengoptimalkan dimensi suatu panci untuk membakar suatu kue.

* Seseorang yang memilih konsentrasi dibanding kenyamanan, dia selalu mengembangkan ketrampilan (terutama kecakapan teknis) dan imajinasi.

* Seseorang yang setia pada sesuatu yang menempatkan dia di luar suatu keramaian.

* Orang-orang biasa melabeli atau mengidentifikasi mereka sebagai mathematics geeks, engineering geeks, sci-fi geeks, computer geeks, various science geeks, movie and film geeks (cinephile), comic book geeks, theatre geeks, history geeks, gamer geeks, music geeks, art geeks, philosophy geeks, literature geeks, and roleplay geeks.


Biasanya Geek selalu up-date dalam hal dan pengetahuan tentang teknologi terbaru. Gadget yang dipunyainya juga selalu yang luar biasa menuru orang-orang disekitarnya.

Namun seiring berkembangnya zaman, Geek juga berkembang, atau lebih tepatnya Geek tidak berkembang namun cakupannya yang semakin luas. Secara penampilan orang-orang Geek bisa dibilang aneh, namun belakangan banyak yang meniru Geek secara penampilan saja.

Neh bedanya geek beneran sama geek chic


Melihat dari ciri-ciri Geek diatas, saya jadi berpikir, betapa berpotensinya teman-teman saya untuk hampir mendekati kriteria Geek tersebut. Mereka fokus di depan komputer masing-masing, kurang bersosialisasi, memiliki "dunianya" ketika browsing juga lebih suka praktek daripada masuk kuliah sebenarnya. Kampus saya memang sangat berpotensi menciptakan orang-orang Geek mengingat tugas yang begitu padat di pertengahan masa kuliah.

Para blogger sejati pun terancam untuk menjadi seorang Geek. Maka cara paling kongkrit menghindari "sindrom" tersebut yaitu buat kamu yang hobi browsing ampe pagi jangan lupa menyeimbangkan dengan bersosialisasi. :)

Nah, apakah kamu termasuk Geek?
»»  READ MORE...

Asal-Usul Huruf Jenis Times New Roman

Menyebut kata Times New Roman, tentu banyak orang yang tahu. Jenis huruf ini digunakan sebagai standar huruf dalam dunia pengetikan. Keberadaannya dikenal luas oleh orang dari berbagai kalangan profesi. Namun, seberapa banyak di antara kita yang mengetahui sejarah penciptaan huruf jenis Times New Roman ini?


Huruf ini dirancang oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Stanley Morrison. Ia lahir pada tanggal 6 Mei 1889 di Wanstead, Inggris. Stanley tumbuh sebagai figur yang tidak memiliki pengetahuan tentang percetakan, namun di kemudian hari ia menempati banyak posisi penting di dunia tersebut. Pengetahuannya yang banyak dalam hal tipografi didapatkan sejak menjadi anggota percetakan The Pelican Press.

Kecintaannya pada Tuhan membuatnya banyak membaca buku-buku religius, bahkan karya tipografinya yang pertama juga ditujukan untuk gereja. Setelah keluar dari The Pelican Press, ia bekerja untuk Cloister Press di Manchester. Banyak desain-desain terbaiknya dihasilkan saat ia bekerja di perusahaan ini. Lagi-lagi, karyanya banyak mencerminkan latar belakang gereja katolik, hal ini terlihat pada ilustrasi dan berbagai macam dekorasi yang ia gunakan. Karena ia sangat membenci perang, gerakan antiperangnya membuat ia sempat dipenjara selama empat tahun (1914-1918).

Berawal dari Surat Kabar "Times"

Selama kurang lebih 30 tahun (1929-1960) Stanley Morrison menjadi konsultan huruf untuk koran The Times di London, Inggris. Sebagai konsultan huruf, pada tahun 1931 ia mengatakan pada Times, ”The Times merupakan koran yang telah memiliki pelanggannya sendiri, kita memerlukan sebuah huruf yang tidak sama dengan barang dagangan pada umumnya, huruf itu harus baik pada dasarnya, namun juga mencerminkan kekuatan dari garis, konsistensi, dan ekonomis bagi The Times”.


Karena kata-katanya itulah, 3 Oktober 1932 menjadi hari pemasaran jenis huruf “Times” ke khalayak ramai, karena pada hari itu untuk pertama kalinya koran The Times dicetak dengan menggunakan jenis huruf yang dinamai seperti koran itu sendiri. Stanley Morisson bukan satu-satunya orang yang berada di balik layar kesuksesan huruf tersebut. Ia juga dibantu temannya bernama Victor Lardent sebagai orang yang menggambar rancangan huruf ini.


Huruf bernama Times ini dengan cepat menjadi sangat populer pada masa itu, banyak digunakan di koran, majalah, maupun buku laporan tahunan perusahaan. Huruf ini didaftarkan lisensinya ke The Monotype Corporation di Inggris, namun juga didaftarkan ke perusahaan lisensi Linotype di Amerika, karena koran The Times banyak mendaftarkan lisensi dari produk-produknya ke Linotype. Akhirnya, pada tahun 1945, The American Linotype Company mendaftarkan nama dagang ”Times Roman” secara terpisah, bukan sebagai bagian dari The Times ataupun Monotype. Di sinilah terjadi perbedaan nama untuk penggunaan huruf ini dalam komputer. Linotype dan perusahaan-perusahaan di bawah lisensinya seperti Adobe dan Apple Macintosh menggunakan nama ”Times Roman”, sedangkan Monotype dengan perusahaan-perusahaan di bawah lisensinya seperti Microsoft menggunakan nama “Times New Roman”.

Pada era ’80-an, Monotype mendesain ulang Times New Roman dan mengklaim bahwa huruf yang di desain ulang ini lebih baik daripada Times Roman yang dimiliki Linotype. Karena tidak mau kalah, pada periode waktu yang berdekatan, Adobe-Linotype juga meluncurkan seri baru dari huruf Times, yang tentu saja mereka mengklaim huruf yang baru juga lebih baik dibanding huruf milik Monotype. Pada kenyataannya, sebagian atau mungkin seluruh pengguna huruf ini tak akan menyadari atau bahkan tak akan mempermasalah kan perbedaan di antara keduanya walaupun huruf-huruf tersebut dicetak sangat jelas dengan ukuran 10 pt dalam resolusi tinggi 300 dpi.
Lepas dari berbagai pertentangan di atas, terbukti bahwa Stanley Morrison telah berhasil menciptakan huruf yang baik dengan ciri khasnya tersendiri sehingga jenis huruf ini terus dikenang dan digunakan oleh banyak kalangan hingga saat ini. Ia meninggal pada 11 Oktober 1967 di London, Inggris.
»»  READ MORE...

Asal Usul Huruf Kanji Jepang

Huruf Kanji adalah salah satu macam huruf yang bersejarah paling lama dan paling banyak pemakainya di dunia. Lahirnya huruf Kanji tidak hanya mendorong maju perkembangan kebudayaan Tiongkok, tapi juga menimbulkan pengaruh menjangkau jauh terhadap perkembangan kebudayaan dunia.


Di petilasan Banpo yang bersejarah 6000 tahun ditemukan 50 lebih tanda goresan. Tanda-tanda itu mempunyai ciri khas sebagai aksara yang singkat karena tanda-tanda goresan itu tampak rapi dan teratur.
Menurut para sarjana, huruf Kanji terbentuk pada Dinasti Shang abad ke-16 Sebelum Masehi. Menurut hasil survei arkeologis, jauh pada masa awal Dinasti Shang, peradaban Tiongkok telah berkembang sampai taraf yang cukup tinggi dengan salah satu lambangnya ialah munculnya Jiaguwen atau aksara di batok kura-kura dan tulang binatang, yang merupakan huruf zaman kuno Tiongkok. Menurut catatan sejarah, pada Dinasti Shang, raja mengadakan upacara tenung sebelum melakukan sesuatu hal yang penting. Batok kura-kura dan tulang binatang adalah alat yang digunakan dalam upacara penenungan.
Sebelum dipakai sebagai alat untuk ditulisi, batok kura-kura harus diproses lebih dulu, yaitu pertama dibersihkan dan kemudian dipepat halus. Setelah itu, di atas permukaan batok itu akan dipahat tanda huruf yang diatur terapi. Biasanya penenung memahat namanya serta tanggal penenungan, dan soal yang hendak diramalkan semuanya dipahat di atas batok. Seusai pemahatan, batok itu akan dipanggang di mana pahatan akan memunculkan celah-celah. Berdasarkan arah dan bentuk celah-celah itulah, si penenung akan mendapat hasil peramalan. Benar atau tidak ramalan itu kemudian juga akan dipahat di atas batok. Apabila ramalan yang dipahat dalam batok itu terbukti benar, maka batok kura-kura itu akan disimpan oleh pihak resmi sebagai arsip.
Secara resmi, aksara Tionghoa pertama kali dikenal di Jepang lewat barang-barang yang diimpor dari Tiongkok melalui Semenanjung Korea mulai abad ke-5 Masehi. Sejak itu pula, aksara Tionghoa banyak dipakai untuk menulis di Jepang, termasuk untuk prasasti dari batu dan barang-barang lain.
Sebelumnya di awal abad ke-3 Masehi, dua orang bernama Achiki dan Wani datang dari Baekje di masa pemerintahan Kaisar Ōjin. Keduanya konon menjadi pengajar aksara Tionghoa bagi putra kaisar.Wani membawa buku Analek karya Kong Hu Chu dan buku pelajaran menulis aksara Tionghoa untuk anak-anak dengan judul Seribu Karakter Klasik.Walaupun demikian, orang Jepang mungkin sudah mengenal aksara Tionghoa sejak abad ke-1 Masehi. Di Kyushu ditemukan stempel emas asal tahun 57 Masehi yang diterima sebagai hadiah dari Tiongkok untuk raja negeri Wa (Jepang).
Dokumen tertua yang ditulis di Jepang menurut perkiraan ditulis keturunan imigran dari Tiongkok. Istana mempekerjakan keturunan imigran dari Tiongkok bekerja di istana sebagai juru tulis. Mereka menuliskan bahasa Jepang kuno yang disebut yamato kotoba dalam aksara Tionghoa. Selain itu, mereka juga menuliskan berbagai peristiwa dan kejadian penting.
Sebelum aksara kanji dikenal orang Jepang, bahasa Jepang berkembang tanpa bentuk tertulis. Pada awalnya, dokumen bahasa Jepang ditulis dalam bahasa Tionghoa, dan dilafalkan menurut cara membaca bahasa Tionghoa. Sistem kanbun merupakan cara penulisan bahasa Jepang menurut bahasa Tionghoa yang dilengkapi tanda diakritik. Sewaktu dibaca, tanda diakritik membantu penutur bahasa Jepang mengubah susunan kata-kata, menambah partikel, dan infleksi sesuai aturan tata bahasa Jepang.
Selanjutnya berkembang sistem penulisan man’yōgana yang memakai aksara Tionghoa untuk melambangkan bunyi bahasa Jepang. Sistem ini dipakai dalam antologi puisi klasik Man’yōshū. Sewaktu menulis man’yōgana, aksara Tionghoa ditulis dalam bentuk kursif agar menghemat waktu. Hasilnya adalah hiragana yang merupakan bentuk sederhana dari man’yōgana. Hiragana menjadi sistem penulisan yang mudah dikuasai wanita. Kesusastraan zaman Heian diwarnai karya-karya besar sastrawan wanita yang menulis dalam hiragana. Sementara itu, katakana diciptakan oleh biksu yang hanya mengambil sebagian kecil coretan dari sebagian karakter kanji yang dipakai dalam man’yōgana..
Dewasa ini, arkeolog seluruhnya menemukan 160 ribu keping batok kura-kura. Di antaranya ada batok yang utuh, tapi ada keping-keping tanpa aksara. Menurut statistik, jumlah huruf yang terdapat di atas batok kura-kura dan tulang binatang itu melebihi 4000, tapi hanya 3000 pernah distudi. Di antara 3000 aksara itu, hanya 1000 lebih dapat dibaca oleh sarjana. Adapun huruf yang lain tak bisa dimengerti atau terdapat perselisihan serius mengenai artinya. Biarpun demikian, melalui 1000 lebih aksara itu dapat kita ketahui secara kasar keadaan politik, ekonomi dan kebudayaan Dinasti Shang. Huruf yang tertulis di batok kura-kura dan tulang binatang merupakan huruf sistematis dan merupakan dasar huruf Kanji kemudian.
Proses evolusi huruf Kanji adalah satu proses di mana bentuknya setapak demi setapak menjadi standar dan stabil. Huruf Kanji adalah sistem aksara dengan aksara piktografis sebagai dasarnya. Jumlahnya tercatat 10 ribu lebih, di antaranya 3000 huruf sering dipakai. Dengan 3000 huruf itu, terbentuklah kata-kata dan kalimat bahasa Han.
Setelah terbentuknya huruf Kanji, Jepang, Vietnam dan Korea juga menciptakan aksaranya di atas dasar itu sehingga pengaruhnya sangat mendalam.
»»  READ MORE...

Asal-Usul Huruf Alfabet

Bahasa tulis merupakan salah satu indikator yang membedakan antara masa awal sejarah dan prasejarah. Perkembangan bahasa tulis bermula sejak sebelum Masehi, di mana awalnya manusia menggunakan bahasa gambar untuk berkomunikasi. Bangsa Afrika dan Eropa mengawali pada tahun 3500-4000 sebelum Masehi dengan membuat lukisan di dinding gua.

Perkembangan cara berkomunikasi melalui tanda dan gambar berkembang terus. Sekitar tahun 3100 SM, bangsa Mesir menggunakan pictograph sebagai simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek. Komunikasi dengan menggunakan gambar berkembang dari pictograph hingga ideograph, berupa simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks serta konsep abstrak yang lain.

Perpindahan yang mendasar dari bahasa gambar dan tanda yang dibunyikan (pictograph, ideograph – menunjukan benda serta gagasan) hingga bahasa tulisan yang dapat dibunyikan dan memiliki arti (Phonograph – setiap tanda atau huruf menandakan bunyi) dapat disaksikan pada sistem alfabet Phoenician pertama yang diperkenalkan pada tahun 1300 sebelum Masehi. Alfabet ini terdiri dari 23 simbol yang sangat sederhana dan terbatas hanya sebagai perwakilan unsur bunyi. Sebagai contoh, huruf pertama dari alfabet Phoenician berupa gambar sederhana dari kepala banteng, yang dalam bahasa mereka disebut Aleph, dan kemudian kata ini mewakili bunyi dari huruf ‘A’.

Bangsa Yunani kemudian mengadaptasi sistem alfabet ini ke dalam struktur anatomi huruf yang lebih teratur dengan menerapkan bentuk-bentuk geometris. Perkembangan yang terpenting dari sistem alfabet ini adalah penerapan pola membaca dari arah kiri ke kanan (Alfabet Phoenician dari kanan ke kiri). Istilah Alfabet (Alphabet) berasal dari singkatan 2 huruf pertama dalam sistem alfabet Yunani, yaitu Alpha dan Beta. Sistem alfabet kemudian terus berkembang hingga akhirnya bangsa Romawi menyempurnakan ke dalam bentuk huruf yang sebagaimana kita kenal dan gunakan sekarang.

Huruf Roman atau yang sering kita sebut sebagai huruf latin memiliki jumlah 26 huruf yang diterapkan sejak abad pertengahan dan digunakan sebagai alfabet dalam bahasa Inggris kontemporer.

Manusia telah mengupayakan berbagai cara terbaik untuk dapat berkomunikasi lewat tulisan, melalui penggunaan berbagai perangkat dan media. Sejak masa prasejarah, lukisan dinding di gua ditorehkan dengan arang dan pictograph dibuat di atas kepingan tanah liat, hingga bangsa Mesir akhirnya menemukan kertas yang terbuat dari tanaman papyrus. Bangsa Cina memberi kontribusi yang penting dicatat yaitu pada tahun 105, dengan hadirnya Ts’ai Lun seorang ahli pembuat kertas. Sebelumnya mereka menulis di atas selembar katu dengan menggunakan pena bambu, baru pada abad ke 7 bangsa Cina menemukan teknik cetak timbul dengan menggunakan tinta.

Penemuan mesin cetak dengan sistem movable type pada tahun 1450 oleh Johann Gensfleisch Gutenberg dari Jerman, telah membawa banyak perubahan yang pesat dalam sejarah tipografi, terutama dalam teknik pencetakan, pengukuran serta produksi.

Melalui sistem dan subsistem yang kompleks, Johann Gutenberg mengembangkan teknik cetak yang dibuat di atas permukaan bahan metal yang diukir (engraving). Setiap huruf, angka, tanda baca, serta ruang vertikal dan horizontal yang terdapat diantara huruf-huruf dibentuk satu per satu. Guna mencapai akurasi serta mempercepat proses kerja pada saat pencetakan di atas kertas, Gutenberg memerlukan hampir 50.000 blok metal yang terdiri dari berbagai macam jenis huruf (metal type).

Pencetakan dengan movable type digunakan hampir selama 400 tahun dengan berbagai macam penyempurnaan terhadap sistem yang telah diciptakan oleh Johann Gutenberg. Pada tahun 1886, Ottmarr Mergenthaler, dari Jerman menemukan mesin typecasting yang cara kerjanya adalah dengan memasang sejumlah huruf yang disusun per baris (linecasting). Mesin temuan Mergenthaler ini disebut dengan Linotype, yang berasal dari kata “Line of Type”. Mesin teknologi cetak tinggi ini masih digunakan sampai saat ini.

Generasi selanjutnya dari teknologi typecasting adalah phototypesetting yang menggunakan proses film sebelum naskah ditransfer ke lempeng cetakan. Mesin phototypesetting yang menggunakan proses film sebelum naskah di transfer ke lempeng cetakan. Mesin phototypesetting dari Intertype Fotosetter yang dibuat oleh Herman Freud, dikeluarkan pada tahun 1946 di Jerman. Teknologi yang dikenal dengan istilah cetak datar atau offset ini jauh lebih murah dan efisien bila dibandingkan dengan typecasting yang sebagian besar pekerjaan masih dilakukan dengan tangan.


Teknik pra-cetak analog yang menggunakan lempengan (plate) sedikit demi sedikit mulai tergeser oleh teknik pra-cetak digital (digital pre-press). Sedangkan perambahan teknologi digital dalam dunia tipografi dimulai pada tahun 1973 oleh perusahaan URW dari Hamburg, Jerman, dengan produknya yang bernama IKARUS. Teknologi ini berfungsi untuk membuat huruf digital sehingga dapat digunakan dalam sistem komputer.

Kemajuan teknologi selanjutnya terjadi pada tahun 1984 ketika Adobe System merilis PostScript Font dan di tahun 1991 Apple Computer dan Microsoft Corporation mengeluarkan TrueType Font. PostScript Font dan TrueType Font adalah huruf elektronik atau yang disebut font.

Hadirnya beragam jenis personal komputer dan perangkat lunak yang semakin canggih, serta ditambah dengan meningkatnya apresiasi dari para perancang grafis dan masyarakat umum, merupakan penyebab terjadinya lonjakan kebutuhan terhadap huruf digital.

Sejak akhir tahun delapan-puluhan, para perancang huruf (type designers) di berbagai negara seperti di Amerika, Jerman, Rusia, Swiss, dan Jepang, telah menggunakan teknologi komputer sebagai perangkat kerja utama mereka. Kontribusi perancangan huruf digital bukan hanya berasal dari perorangan saja, karena saat ini banyak sekali ditemukan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bisnis perancangan serta produksi huruf digital (Type Foundry) seperti Emigre. Font Bureau, T-26 dan Agfa yang beroperasi di Amerika, serta Linotype-Hell AG, di Jerman.
»»  READ MORE...

Kode Rahasia yang Belum Terpecahkan

Meskipun internet telah melahirkan industri-miliar dolar dalam menciptakan dan cracking kode, crypologists belum memecahkan beberapa kode-kode rahasia teka-teki tertua. Berikut adalah sepuluh kode-kode rahasia yang paling terkenal, check it out, guys:

1. Disk Phaistos

Dianggap sebagai contoh yang paling penting prasasti hiroglif dari Kreta.Ditemukan pada tahun 1903, kedua sisi dari lempung ditutupi dengan hieroglif diatur dalam zona spiral, terkesan pada tanah liat ketika lembab. Empat puluh lima jenis yang berbeda dari tanda-tanda telah dibedakan, yang sedikit dapat diidentifikasi dengan hieroglif digunakan di masa Proto- palatial

2.Linear A

Linear A adalah salah satu dari dua linear digunakan dalam naskah kuno Kreta (script ketiga Kreta hieroglif). Linear B diuraikan pada tahun 1952 oleh Michael Ventris dan digunakan untuk menulis Mycenaean Yunani. Linear A masih jauh dari benar diuraikan tetapi sebagian dipahami dan dapat dibaca melalui nilai-nilai linear b.

Meskipun kedua script berbagi banyak simbol-simbol yang sama, menggunakan suku kata yang berhubungan dengan linear b dalam menghasilkan tulisan-tulisan linear a kata-kata yang tidak memiliki hubungan dengan bahasa yang diketahui. Bahasa ini sering disebut sebagai Minoan atau Eteocretan, dan berkorespondensi dengan periode dalam sejarah Kreta sebelum serangkaian invasi oleh Mycenean Yunani sekitar 1450 SM. Hal ini diyakini bahwa mungkin ada beberapa hubungan antara linear a dan The Phaistos Disk.

3.Kryptos
Kryptos adalah sebuah patung oleh seniman Amerika James Sanborn terletak di lantai dasar Central Intelligence Agency (CIA) di Langley, Virginia, di Amerika Serikat. Sejak dedikasi pada 3 November 1990, telah ada banyak spekulasi tentang arti dari pesan dienkripsi itu beruang.

Terus untuk memberikan hiburan bagi karyawan CIA dan cryptanalysts lain mencoba untuk mendekripsi pesan. Teks sandi pada satu setengah patung utama berisi 869 karakter secara total, namun Sanborn informasi dirilis pada April 2006 yang menyatakan bahwa surat yang ditujukan pada paruh utama Kryptos hilang. Ini akan membawa jumlah karakter ke 870 pada bagian utama.

Sisi lain dari patung terdiri dari enkripsi Vigenere tablo, terdiri dari 869 karakter, jika dihitung spasi. Orang pertama yang secara terbuka mengumumkan memecahkan tiga bagian pertama, pada tahun 1999, adalah James Gillogly, seorang ilmuwan komputer dari California Selatan, yang diterjemahkan dari 768 karakter. Bagian yang dia tidak bisa memecahkan, sisa 97 atau 98 karakter.

4. Kode Rahasia pada Chinese Gold Bar

Pada tahun 1933, tujuh emas batangan diduga dikeluarkan untuk seorang Jendral bernama Wang di Shanghai, Cina. emas batangan ini, berisi gambar, tulisan Cina, beberapa bentuk penulisan naskah, dan cryptograms dalam huruf Latin, muncul untuk mewakili sertifikat logam yang terkait dengan deposito bank dengan Bank AS dan tulisan Cina telah diterjemahkan, dan membahas transaksi di lebih dari $ 300.000.000.


5. Beale Ciphers

Beale cipher adalah kumpulan dari tiga ciphertexts, salah satu negara yang diduga lokasi harta karun emas dan perak diperkirakan bernilai lebih dari USD $ 50 juta. Dua lainnya diduga ciphertexts menggambarkan isi dari harta karun, dan daftar nama pemilik harta karun 'saudara terdekat, masing-masing.

Cerita dari tiga ciphertexts berasal dari pamflet merinci 1885 harta karun yang dikuburkan oleh seorang pria bernama Thomas Jefferson Beale di sebuah lokasi rahasia di Bedford County, Virginia, pada tahun 1820. Beale mempercayakan kotak yang berisi pesan dienkripsi dengan pemilik penginapan lokal bernama Robert Morriss dan kemudian menghilang, tidak pernah terlihat lagi. pemilik penginapan memberi tiga dienkripsi ciphertexts ke teman sebelum ia meninggal.

Temannya kemudian menghabiskan dua puluh tahun hidupnya berusaha untuk memecahkan sandi pesan, dan hanya mampu memecahkan salah satu dari mereka yang memberikan rincian tentang harta terpendam dan lokasi umum harta karun. Sejak penerbitan pamflet, sejumlah upaya telah dilakukan untuk memecahkan kode dua ciphertexts tersisa dan menemukan harta karun, tetapi semua berakhir dengan kegagalan.

6. Voynich Manuscript
Naskah Voynich yang misterius diduga telah ditulis di ke-15 atau abad ke-16. Penulis, script, dan bahasa naskah tetap tidak diketahui.

Yang tercatat di atas keberadaan, yang Voynich naskah telah menjadi objek studi intensif oleh banyak profesional dan amatir kriptografer, termasuk beberapa top Amerika dan Inggris codebreakers Perang Dunia II ketenaran (yang semuanya gagal mendekripsi bagian apapun dalam teks). String ini kegagalan telah mengubah naskah Voynich menjadi subjek terkenal kriptologi sejarah, tetapi juga diberi bobot teori bahwa buku ini hanya tipuan yang rumit-urutan yang bermakna simbol sewenang-wenang.

Buku ini diberi nama setelah Polandia-buku Amerika dealer Wilfrid M. Voynich, yang mendapatkannya pada tahun 1912. Saat ini Voynich naskah disimpan dalam Buku Langka Beinecke dan Manuskrip Perpustakaan Universitas Yale sebagai item "MS 408". Edisi faksimili pertama diterbitkan pada tahun 2005

7. Sandi Dorabella
The Dorabella Cipher adalah sebuah surat yang ditulis oleh enciphered Edward Elgar Miss Dora Penny, yang didampingi oleh lain tanggal 14 Juli 1897. Penny tidak pernah bisa memahaminya dan artinya tetap tidak diketahui hingga hari ini.

Sandi, yang terdiri dari 87 karakter tersebar lebih dari 3 baris, tampaknya terdiri dari alfabet dari 24 simbol, dengan masing-masing terdiri dari simbol baik 1, 2, atau 3 perkiraan semicircles, berorientasi pada salah satu dari 8 arah. Orientasi dari beberapa karakter yang ambigu. Titik kecil, arti dan makna yang tidak diketahui, muncul setelah lima karakter di baris ketiga.

Sebuah hitungan 87 karakter menunjukkan frekuensi simbol yang sangat dekat dengan apa yang diharapkan jika cipher adalah cipher substitusi sederhana, didasarkan pada teks dalam bahasa Inggris, tetapi upaya untuk memecahkan hal itu di sepanjang garis-garis ini sejauh ini terbukti sia-sia, mengarah ke spekulasi cipher mungkin lebih kompleks.

8. Sistem Sandi John F. Byrne
Sistem sandi John F. Byrne Chaocipher ditemukan pada tahun 1918 dan terus dicoba pecahkan tapi gagal selama hampir 40 tahun untuk kepentingan pemerintah AS .

Dia menawarkan hadiah bagi siapa saja yang bisa memecahkan sandi itu, tapi hadiah tidak pernah diklaim. Hal ini akhir-akhir ini telah kembali diperiksa oleh anggota keluarganya untuk menentukan apakah ada nilai komersial di dalamnya.

9. Sandi D'Agapeyeff

Sandi D'Agapeyeff adalahadalah sandi yang tak terpecahkan yang muncul dalam edisi pertama Codes and Ciphers, sebuah buku dasar pada kriptografi diterbitkan oleh warga Inggris kelahiran rusia yang berprofesi sebagai Pembuat peta Alexander-D'Agapeyeff pada tahun 1939.

Ditawarkan sebagai“challenge cipher” di akhir buku, itu tidak termasuk dalam edisi kemudian, dan D'Agapeyeff dikatakan telah mengakui bahwa ia lupa bagaimana kode sandi itu dia enkripsi

Ada yang berpendapat bahwa kegagalan semua upaya di dekripsi adalah karena D'Agapeyeff salah mengenkripsi teks asli.Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kode rahasia itu masih bisa dipecahkan dengan menggunakan metode komputasi seperti algoritma genetika.

10.Taman Shud .
tubuh seorang laki-laki tak dikenal ditemukan pada pantai Somerton di Adelaide, Australia pada tahun 1948 tanpa ID, dan mengenakan sweater dan mantel meskipun hari itu cuacanya panas,

Tidak ada petunjuk untuk identitas dan catatan gigi dan sidik jari yang bisa dicocokkan dengan seseorang.

Otopsi menemukan kemacetan aneh, darah di lambung dan organ membesar namun tidak ada zat asing.

Sebuah koper yang ditemukan di stasiun kereta api yang mungkin milik orang itu berisi sepasang celana panjang dengan saku tersembunyi rahasia, yang memegang selembar kertas sobekan dari sebuah buku yang dicetak dengan kata-kata "Taman Shud".

Lembaran-lembaran ini cocok dengan salinan yang sangat langka Omar Khayyam's 'The Rubaiyat' yang ditemukan di kursi belakang terkunci kendaraan dan di bagian belakang buku ini tertulis lima baris huruf besar yang tampaknya menjadi sebuah kode.Sampai hari ini, seluruh kasus tetap menjadi salah satu misteri di Australia yang paling aneh.
»»  READ MORE...

Deja Vu???

Definisi Deja Vu
Deja vu berasal dari kata Perancis yang berarti 'telah melihat'. Kata ini mempunyai beberapa turunan dan variasi seperti deja vecu (telah mengalami), deja senti (telah memikirkan) dan deja visite (telah mengunjungi). Nama Deja Vu ini pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan Perancis bernama Emile Boirac yang mempelajari fenomena ini tahun pada 1876.

Selain deja vu, ada lagi kata Perancis yang merupakan lawan dari deja vu, yaitu Jamais Vu, yang artinya 'tidak pernah melihat'. Fenomena ini muncul ketika seseorang untuk sementara waktu tidak dapat mengingat atau mengenali peristiwa atau orang yang sudah pernah dikenal sebelumnya. Saya rasa sebagian dari kalian juga sering mengalaminya.



Sebelum kita melihat mengenai deja vu, pertama, kita perlu mengetahui apa yang disebut dengan 'Recognition Memory', atau memori pengenal.




Recognition Memory

Recognition Memory adalah sebuah jenis memori yang menyebabkan kita menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya.




Otak kita berfluktuasi antara dua jenis Recognition Memory, yaitu Recollection dan Familiarity. Kita menyebut sebuah ingatan sebagai Recollection (pengumpulan kembali) jika kita bisa menyebutkan dengan tepat seketika itu juga kapan situasi yang kita alami pernah muncul sebelumnya. Contoh, jika kita bertemu dengan seseorang di toko, maka dengan segera kita menyadari bahwa kita sudah pernah melihatnya sebelumnya di bus.




Sedangkan ingatan yang disebut Familiarity muncul ketika kita tidak bisa menyebut dengan pasti kapan kita melihat pria tersebut. Deja Vu adalah contoh Familiarity.



Selama terjadi Deja Vu, kita mengenali situasi yang sedang kita hadapi, namun kita tidak tahu dimana dan kapan kita pernah menghadapinya sebelumnya.



Percaya atau tidak, 60 sampai 70 persen manusia di bumi ini paling tidak pernah mengalami deja vu minimal sekali, apakah itu berupa pandangan, suara, rasa atau bau. Jadi, jika anda sering mengalami deja vu, jelas anda tidak sendirian di dunia ini.


Teori-Teori Deja Vu
Walaupun Emile Boirac sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 1876, namun ia tidak pernah secara tuntas menyelesaikan penelitiannya. Karena itu, banyak peneliti telah mencoba untuk memahami fenomena ini sehingga akhirnya kita mendapatkan Paling tidak 40 teori yang berbeda mengenai deja vu, mulai dari peristiwa paranormal hingga gangguan syaraf.
Pada tulisan ini, tidak mungkin saya membahas 40 teori tersebut satu persatu. Jadi saya akan memilih beberapa teori yang saya anggap perlu diketahui. Pertama, saya akan mulai dari teori psikolog legendaris, Sigmund Freud. Tapi sebelum itu, saya ingin menunjukkan kepada kalian sebuah gambar yang sangat terkenal. Ini dia :


Foto di samping adalah foto ilustrasi 'Puncak gunung es' yang terkenal. Para ahli 'otak' sering menggunakan ilustrasi di atas untuk menunjukkan seperti apa pikiran kita yang sebenarnya. Permukaan air adalah batas kesadaran kita. Pikiran Sadar kita adalah bongkahan yang muncul di atas permukaan laut. Sedangkan pikiran bawah sadar adalah bongkahan raksasa yang ada di dalam laut.




Menurut mereka, sesungguhnya sebagian besar informasi yang kita terima tersimpan di pikiran bawah sadar kita dan belum muncul ke permukaan. Hanya sebagian kecil dari informasi yang kita terima benar-benar kita ingat atau sadari. Prinsip ini adalah kunci penting untuk memahami Deja Vu.




Gangguan akses memori

Sigmund Freud yang sering dijuluki sebagai bapak psikoanalisa pernah meneliti mengenai fenomena ini dan ia percaya bahwa seseorang akan mengalami Deja Vu ketika ia secara spontan teringat dengan sebuah ingatan bawah sadar. Karena ingatan itu berada pada area bawah sadar, isi ingatan tersebut tidak muncul di pikiran sadar, namun perasaan familiar tersebut bocor keluar.




Teori Freud ini terbukti menjadi landasan bagi teori-teori yang muncul berikutnya.




Namun sebelum saya membahas teori-teori yang lain, saya ingin mengajak kalian untuk mengenal satu kata ini terlebih dahulu, yaitu 'Subliminal'. Subliminal berasal dari kata latin, yaitu 'sub' dan 'Limin atau Limen'. 'Sub' berarti bawah, sedangkan 'Limin' berarti ambang batas. Dalam artian psikologi, subliminal berarti beroperasi dibawah sadar.



Lagi-lagi berhubungan dengan bawah sadar. Maksud saya memperkenalkan kata ini adalah untuk memahami teori di bawah ini.


Perhatian yang terpecah - teori ponsel

Seorang peneliti bernama Dr. Alan Brown pernah mengadakan eksperimen yang diharapkan bisa menciptakan ulang proses deja vu. Dalam percobaannya, ia dan rekannya Elizabeth Marsh memberikan sugesti subliminal kepada subjek penelitiannya.
Mereka menunjukkan sekumpulan foto yang menunjukkan lokasi-lokasi yang berbeda kepada sekelompok pelajar dengan maksud bertanya kepada mereka mana yang dianggap paling familiar bagi mereka. Dalam percobaan ini, semua pelajar yang diuji belum pernah mengunjungi lokasi-lokasi yang ada di foto tersebut.



Namun sebelum mereka menunjukkan foto-foto itu, terlebih dahulu mereka menayangkan sebagian foto itu di layar dengan kecepatan subliminal sekitar 10 sampai 20 milidetik. Kecepatan itu cukup bagi otak manusia untuk menyimpan informasi itu di bawah sadar, namun tidak cukup bagi para pelajar itu untuk menyadari dan menaruh perhatian padanya.



Dalam percobaan ini terbukti bahwa lokasi-lokasi pada foto-foto yang sudah ditayangkan dengan kecepatan subliminal dianggap paling familiar bagi para pelajar itu.


Eksperimen serupa pernah diadakan oleh Larry Jacobi dan Kevin Whitehouse dari Washington University. Bedanya, mereka menggunakan sekumpulan kata-kata, bukan foto. Namun hasil yang didapat sama dengan eksperimen Dr. Alan Brown.


Berdasarkan pada hasil eksperimennya, Dr. Alan Brown kemudian mengajukan sebuah teori yang disebut sebagai teori ponsel (atau perhatian yang terpecah).


Teori ini mengatakan bahwa ketika perhatian kita terpecah, maka, secara subliminal, otak kita akan menyimpan informasi mengenai kondisi di sekeliling kita namun tidak benar-benar menyadarinya. Ketika perhatian kita mulai fokus kembali, maka segala informasi mengenai sekeliling kita yang tersimpan secara subliminal akan 'terpanggil' keluar sehingga kita merasa lebih familiar. Ini sama seperti bongkahan es di bawah permukaan air yang naik ke atas permukaan.


Contoh, jika kita memasuki sebuah rumah sambil ngobrol dengan orang lain, maka perhatian kita tidak akan terpaku kepada kondisi rumah itu, namun otak kita telah menyimpan informasi itu secara subliminal di bawah sadar. Ketika kita selesai ngobrol, pikiran kita mulai fokus dan informasi yang tersimpan di bawah sadar mulai muncul. Seketika itu juga kita mulai merasa familiar dengan rumah itu.


Jadi, berdasarkan teori ini, deja vu tidak berhubungan dengan kejadian di masa lalu yang telah berlangsung lama.


Memori dari sumber lain
Ada lagi teori yang lain. Teori ini percaya bahwa otak kita menyimpan banyak memori yang datang dari berbagai aspek kehidupan kita, seperti film yang kita tonton, gambar ataupun buku yang kita baca. Informasi-informasi ini kita simpan tanpa kita sadari. Sejalan dengan lewatnya waktu, maka ketika kita mengalami peristiwa yang mirip dengan informasi yang pernah kita simpan, maka memori yang tersimpan di bawah sadar kita akan bangkit kembali.

Contoh, sewaktu kecil, mungkin kita pernah menonton sebuah film yang memiliki adegan di sebuah tugu atau monumen. Ketika dewasa, kita mengunjungi tugu ini dan tiba-tiba kita merasa familiar walaupun kita tidak ingat dengan film tersebut.


Teori ini mirip dengan teori ponsel, tapi teori ini setuju bahwa deja vu berhubungan dengan kejadian yang telah berlangsung lama di masa lampau.


Dalam banyak hal, teori-teori mengenai penyebab Deja Vu tidak berbeda jauh dari yang diajukan oleh Sigmund Freud. Namun seorang peneliti bernama Robert Efron berusaha melihat lebih jauh kedalam mekanisme otak, bukan sekedar pikiran sadar atau tidak sadar. Walaupun sangat teknikal, teori yang diajukannya dianggap sebagai salah satu teori Deja Vu terbaik yang pernah ada.



Teori Pemrosesan Ganda (visi yang tertunda)


Teori Efron ini berhubungan dengan bagaimana cara otak kita menyimpan memori jangka panjang dan jangka pendek. Ia menguji teori ini pada tahun 1963 di rumah sakit Veteran Boston. Menurutnya, respon syaraf yang terlambat dapat menyebabkan deja vu. Hal ini disebabkan karena Informasi yang masuk ke pusat pemrosesan di otak melewati lebih dari satu jalur.




Efron menemukan bahwa Lobus Temporal dari otak bagian kiri bertanggung jawab untuk mensortir informasi yang masuk. ia juga menemukan bahwa Lobus Temporal ini menerima informasi yang masuk dua kali dengan sedikit delay antara dua transmisi tersebut.


Informasi yang masuk pertama kali langsung menuju Lobus Temporal, sedangkan yang kedua kali mengambil jalan berputar melewati otak sebelah kanan terlebih dahulu.


Jika delay yang terjadi sedikit lebih lama dari biasanya, maka otak akan memberikan catatan waktu yang salah atas informasi tersebut dengan menganggap informasi tersebut sebagai memori masa lalu.


Deja Vu - Sepertinya saya pernah menulis ini.
Tidak, saya cuma bercanda. Ini pertama kalinya saya menulis mengenai Deja Vu. Walaupun tidak semenakutkan fenomena Doppelganger yang juga sering dihubungkan dengan aktifitas otak, Deja Vu tetap dianggap sebagai fenomena yang luar biasa misteriusnya.

Tapi jika kalian bertanya mengenai pendapat saya, maka saya rasa Sigmund Freud telah memecahkan misterinya.

»»  READ MORE...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...