Kisah tentang Archimedes yang banyak diceritakan oleh orang adalah
kisah saat Archimedes menemukan cara dan rumus untuk menghitung volume
benda yang tidak mempunyai bentuk baku.
Menurut kisah tersebut, sebuah
mahkota untuk raja Hiero II telah dibuat dan raja memerintahkan
Archimedes untuk memeriksa apakah mahkota tersebut benar-benar terbuat
dari emas murni ataukah mengandung tambahan perak. Karena Raja Hiero II
tidak mempercayai pembuat mahkota tersebut.
Saat Archimedes berendam
dalam bak mandinya, dia melihat bahwa air dalam bak mandinya tertumpah
keluar sebanding dengan besar tubuhnya. Archimedes menyadari bahwa efek
ini dapat digunakan untuk menghitung volume dan isi dari mahkota
tersebut. Dengan membagi berat mahkota dengan volume air yang
dipindahkan, kerapatan dan berat jenis dari mahkota bisa diperoleh.
Berat Jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni
apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak
ataupun logam dengan berat jenis yang lebih rendah. Karena terlalu
gembira dengan penemuannya ini, Archimedes melompat keluar dari bak
mandinya, lupa berpakaian terlebih dahulu, berlari keluar ke jalan dan
berteriak "EUREKA!" atau '"Saya menemukannya".
Mari kita melihat siapakah Archimedes dan alat-alat
apa yang ia temukan untuk mempermudah hidup manusia. Archimedes (287-212
SM) adalah ahli matematika dan
fisika ternama sepanjang masa. Ia dilahirkan di Syracuse ( sekarang
Sisilia), Italia. Archimedes merupakan keponakan
raja Hiero II yang memerintah di Sisilia waktu itu. Pamannya ini sering
meminta tolong kepada Archimedes karena ia tahu keponakannya sangat
pandai. Lewat tugas-tugas yang diberikan raja Hiero, Archimedes banyak
mendapat penemuan baru.
Ia
terkenal dengan teorinya tentang hubungan antara permukaan dan volume
dari sebuah bola terhadap silinder, rumus hidrostatik dan peralatan
untuk menaikkan air - 'Archimedes Screw'. Raja Hiero II kala itu terikat perjanjian dengan
bangsa Romawi. Syracuse harus mengirimkan gandum dalam jumlah yang
besar pada bangsa Romawi, agar mereka tidak diserang. Hingga pada suatu
ketika Hiero II tidak mampu lagi mengirim gandum dalam jumlah yang
ditentukan. Karena itu Archimedes ditugaskan merancang dan membuat
kapal jenis baru untuk memperkuat angkatan laut raja Hiero II.
Pada
masa itu, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar.
Untuk dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air
yang menggenangi dek kapal. Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang
harus dipindahkanpun amat banyak. Karena itu Archimedes menciptakan
sebuah alat yang disebut "Sekrup Archimedes". Dengan ini air dapat
dengan mudah disedot dari dek kapal.
Ukuran
kapal yang besar ini juga
menimbulkan masalah lain. Massa kapal yang berat, menyebabkan ia sulit
untuk dipindahkan. Untuk mengatasi hal ini, Archimedes kembali
menciptkan sistem katrol yang disebut "Compound Pulley". Dengan sistem
ini, kapal tersebut beserta awak kapal dan muatannya dapat dipindahkan
hanya dengan menarik seutas tali. Sistim katrol ini sampai sekarangpun
masih diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya katrol sumur,
katrol yang digunakan oleh tukang bangunan, dll.
Kapal ini kemudian diberi nama
Syracusia, dan menjadi kapal paling fenomenal pada zaman itu.
Archimedes
mendesain sejumlah alat pertahanan untuk mencegah pasukan Romawi di
bawah pimpinan Marcus Claudius Marcellus, merebut tanah kelahirannya, Syracuse dan menyerang raja Hiero II.
Saat
armada Romawi yang terdiri dari 120 kapal mulai tampak di seberang
lautan, Archimedes berfikir keras untuk mencegah dan menggangu tentara
musuh merapat
di pantai Syracuse.
Archimedes kemudian mencoba membakar kapal-kapal Romawi ini
dengan menggunakan sejumlah cermin yang disusun dari perisai-perisai
prajurit Syracuse. Archimedes berencana untuk membakar kapal-kapal
musuh dengan memusatkan sinar matahari. Namun rencana ini tampaknya
kurang berhasil. Hal ini disebabkan untuk memperoleh jumlah panas yang
cukup untuk membakar sebuah kapal, kapal tersebut haruslah diam. Walaupun
hasilnya kurang memuaskan, dengan alat ini Archimedes berhasil
menyilaukan pasukan Romawi hingga mereka kesulitan untuk memanah. Panas
yang ditimbulkan dengan alat ini juga berhasil membuat musuh kegerahan,
hingga mereka lelah sebelum berhadapan dengan pasukan Syrcuse.
Saat
musuh mulai mengepung pantai Syracuse, Archimedes kembali mengeluarkan alat andalannya.
yang disebut "Cakar Archimedes". Tujuannya kali ini adalah mencari cara untuk menenggelamkan kapal-kapal
Romawi ini. Alat ini bentuknya mirip derek pada masa kini. Setelah alat
ini secara diam-diam dikaitkan ke badan kapal musuh, derek ini kemudian
ditarik. Akibanya kapal musuh akan oleng, atau bahkan robek dan
tenggelam.
Panjang
dan lebar benda kotak atau persegi mudah diukur dengan penggaris, namun
siapa yang berhasil menghitung ukuran bola? Perhitungan dari Archimedes
yang
akurat tentang lengkungan bola diajdikan konstanta matematika untuk
Pi atau π .
Walaupun pengungkit atau ungkitan telah ditemukan jauh sebelum
Archimedes lahir, Archimedes yang mengembangkan teori untuk
menghitung beban yang dibutuhkan untuk pengungkit tersebut.
Buku-buku
yang ditulis oleh Archimedes dan berisikan rumus-rumus matematika masih
dapat ditemukan sekarang, antara lain On the Equilibrium of Planes, On
the Measurement of a Circle, On Spirals, On the Sphere and the
Cylinder dan lain sebagainya. Teori-teori matematika yang dibuat oleh
Archimedes tidak berarti banyak untuk perkembangan ilmu pengetahuan saat
Archimedes meninggal. Tetapi setelah karyanya di terjemahkan ke dalam
bahasa Arab pada abad 8 dan 9 (kurang lebih 1000 tahun setelah
Archimedes meninggal), beberapa ahli matematika dan pemikir Islam
mengembangkan teori-teori matematikanya. Tetapi yang paling berpengaruh
terhadap perkembangan dan perluasan teori matematika tersebut adalah
pada abad 16 dan 17, dimana pada abad itu, mesin cetak telah ditemukan.
Banyak ahli matematika yang menjadikan buku karya Archimedes sebagai
pegangan mereka, dan beberapa ahli matematika tersebut adalah Johannes
Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1642).
0 komentar:
Posting Komentar